WORKSHOP PENGEMBANGAN DATABASE KAWASAN KOMODITAS PETERNAKAN DAN KESWAN

Dalam rangka pengembangan database dan informasi pengembangan kawasan komoditas peternakan dan kesehatan hewan untuk penguatan sistem perencanaan program, kegiatan dan anggaran, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan melaksanakan Workshop Pengembangan Database Kawasan Komoditas Peternakan dan Keswan yang dilaksanakan pada tanggal 24-25 Januari 2014 yang bertemapt di Hotel Bumi Wiyata Depok.



Sebagai narasumber adalah administrator dari PUSDATIN (Pusat Data dan Informasi) Kementerian Pertanian yang mengenalkan software SIKP (Sistem Informasi Perencanaan Kawasan Pertanian) yang berbasis web. Dengan adanya database ini diharapkan Direktorat Jenderal Peternakan dan Keswan mampu mengetahui secara dini langkah-langkah apa saja yang dibutuhkan dalam rangka pengembangan kawasan peternakan agar lebih terencana, terukur dan terarah.

PERTEMUAN KELEMBAGAAN PETERNAK TAHUN 2013

Dalam rangka memperkuat koordinasi dan membangun kemandirian lembaga peternak agar lebih berdaya dan memiliki kinerja yang lebih optimal, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan melaksanakan Pertemuan Kelembagaan Peternak. 

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada mulai pada tanggal 17-19 Desember 2013 bertempat di Hotel Galery Topas Bandung. Peserta yang hadir terdiri dari Sarjana Membangun Desa (SMD), Pimpinan LM3 dan Ketua Kelompok Berprestasi Tahun 2011-2012.




Adapun narasumber yang dihadirkan guna memberikan beberapa materi terkait penguatan kelembagaan dan peningkatan skala usaha melalui akses ke sumber-sumber pembiayaan diantaranya adalah Bank Indonesia, Bank mandiri, Bank BRI, Kementerian Koperasi dan UKM serta Lembaga Pelaksana Dana Bergulir (LPDB).

Para peserta cukup antusias menyimak paparan yang disampaikan oleh narasumber dan tidak sedikit yang bertanya silih berganti.

Harapannya kedepan kegiatan ini akan terus ditingkatkan dengan skala keikutsertaan yang luas. Berikut adalah beberapa rencana tindak lanjut dan masukan serta saran dari peserta kegiatan :

A. LM3 (Lembaga Mandiri Yang Mengakar di Masyarakat)
- Membangun komunikasi yang lebih intens antara LM3, SMD dan KLP
- Bersinergi antara asosiasi LM3 dengan Asosiasi SMD
- Perlunya dukungan dari lembaga – lembaga keuangan konvensional dan syariah
- Bekerjasama dalam melakukan pelatihan – pelatihan khususnya peternakan
- Mengadakan pertemuan kelembagaan peternakan secara periodik. 

B. SMD (Sarjana Membangun Desa)
- Pembentukan koperasi primer masing-masing DPD SMD.
- Memfasilitasi kelompok dalam mengakses lembaga permodalan atau perbankan.
- Pelatihan komoditas peternakan dan laporan keuangan (pembukuan).
- Melakukan MoU dengan Perbankan dalam upaya membantu pendampingan bagi kelompok.
- Mendirikan outlet produk SMD dimasing-masing daerah.
- Membangun mini integrated farming.
- Ekspansi usaha di bidang pengolahan dengan membangun jejaring sesama SMD se Indonesia        
- Ekspose kegiatan SMD melalui media yang bisa menjadi inspirasi dalam berwirausaha
- Pembentukan pasar tani SMD Indonesia on line via website.
- Pembentukan jejaring pasar untuk sapi potong.
- Menarik investor perorangan (PNS, BUMN, MPP dan Pensiunan)
- Membangun Bank Silase untuk daerah-daerah yang surplus pakan dan menjadi suplayer
- Follow up kerjasama dengan PT Berdikari.
- Pelatihan Keswan untuk SMD.
- Sebagai konsultan peternakan bagi peternak pemula atau pengusaha peternakan

C. Kelompok Tani Ternak
- Fasilitasi pemerintah kepada kelompok diharapkan secara kontinue.
- Program pengembangan kelompok dari segi permodalan yang diselenggarakan oleh perbankan       
- Memperluas jaringan pemasaran dari produk yang dihasilkan.
- Diadakan pelatihan untuk pelaporan keuangan
- Pelatihan untuk menciptakan entrepenuer dari setiap kelompok
- Sinergitas antara kelompok tani, SMD, LM3 dan kelembagaan  peternak yang lain.
  

Sekian. (Ry)





LOMBA KELOMPOK PETERNAK DAN PETUGAS TEKNIS BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2013


Lomba kelompok peternak dan petugas teknis berprestasi dilaksanakan setiap tahun oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mengetahui sejauh mana penerapan sistem dan usaha peternakan yang dilaksanakan oleh para peternak yang terbentuk dalam kelompok peternak di seluruh Indonesia. 
 Upaya Pembinaan dan pendampingan secara kontinyu telah diberikan kepada kelompok peternak tersebut untuk meningkatkan produksi dan produktifitas ternak yang dikelola oleh kelompok.  Ribuan kelompok ternak telah terbentuk dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan kinerja yang sangat bervariasi.  Kelompok yang terbentuk berdasarkan kebutuhan yang sama dan dimulai dari peternak sendiri merupakan kelompok yang berakar kuat dan setiap anggotanya mempunyai rasa soliditas yang tinggi, kelompok seperti ini merupakan kelompok yang diharapkan berkembang di masyarakat.  Kelembagaan kelompok yang demikian diharapkan dapat terbangun dengan baik, sehingga peran pemerintah sebagai fasilitator hanya sebatas mempercepat perkembangan (speed up) ke arah yang lebih besar dan profesional.  Peningkatan kualitas kelompok merupakan tantangan yang perlu diantisipasi untuk mewujudkan sistem agribisnis yang efisien, lebih produktif dan berkelanjutan.  Kelompok yang baik akan menjadi rujukan dan tempat belajar bagi kelompok lain yang belum/kurang berkembang.
  
Untuk menjaring kelompok ternak sapi potong, kambing, ayam lokal dan itik yang baik yang akan terus dibina dan didampingi untuk dapat meningkatkan motivasi dan kinerjanya dalam memproduksi produk ternak yang baik, maka Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan secara rutin melaksanakan lomba kelompok sebagai evaluasi pengembangan agribisnis peternakan.  Dengan adanya hasil lomba yang juga merupakan kebanggaan bagi para peternak, diharapkan dapat memicu, memotivasi dan meningkatkan peran serta mereka dalam pengembangan peternakan. Selanjutnya untuk meningkatkan kinerja para petugas teknis dalam membimbing kelompoktani ternak dan meningkatkan pelayanan kesehatan hewan, maka diberikan penghargaan kepada petugas teknis yang berprestasi.

Pada Tahun 2013 ini, tercatat sebanyak 17 Provinsi yang mengirimkan pesertanya untuk bersaing memperebutkan beberapa penghargaan di 4 (empat) kategori kelompok peternak yaitu kelompok peternak sapi potong, kambing/domba, ayam dan itik serta 3 kategori petugas teknis yaitu Inseminator, Dokter Hewan Puskeswan dan Paramedik Puskeswan.



Penghargaan yang disediakan tahun ini adalah 5 (lima) penghargaan untuk masing-masing kategori kelompok peternak dan 3 (tiga) penghargaan untuk masing-masing kategori petugas teknis, sehingga total ada 29 (dua puluh sembilan) penghargaan yang disediakan.


Tim juri yang menilai peserta lomba tahun ini dipimpin oleh Ir. Wignyo Sadwoko, MM sebagai koordinator dimana tim juri yang dibentuk terdiri dari unsur Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Perguruan Tinggi (IPB) dan Asosiasi Peternak (HIMPULI, PPSKI, PDHI). Hasil dari penilaian oleh tim juri terhadap dokumen profil yang dikirimkan dan verifikasi lapang, telah dihasilkan pemenang lomba yang ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nomor 1184/Kpts/TU.210/F/10/2013 Tanggal 21 Oktober 2013.


Berikut adalah daftar nama pemenang lomba Kelompok Peternak dan Petugas Teknis Berprestasi Tahun 2013 :

KATEGORI SAPI POTONG
PROVINSI
NAMA KELOMPOK
PERINGKAT
Jawa Timur
Kelompok Pancong Jaya
I
Jawa Tengah
Kelompok Bangun Rejo
II
Sulawesi Selatan
Kelompok Waji Ternak
III
D.I.Yogyakarta
Kelompok Ngudi Makmur
IV
Bali
Kelompok Arta Sedana
V

KATEGORI KAMBING
PROVINSI
NAMA KELOMPOK
PERINGKAT
Jawa Tengah
Kelompok  Mandiri
I
Jawa Barat
Kelompok Mekar Harapan
II
D.I.Yogyakarta
Kelompok Ngudi Lestari
III
Lampung
Kelompok Saburai
IV
Jawa Timur
Kelompok Tani Dono Asih
V




KATEGORI AYAM
PROVINSI
NAMA KELOMPOK
PERINGKAT
Jawa Tengah
Kelompok Bina Ternak
I
Sulawesi Selatan
Kelompok Buras Nusantara
II
Jawa Timur
Kelompok Upakarti
III
Jawa Barat
Kelompok Medal Saluyu
IV
Kalimantan Timur
Kelompok Bina Mandiri
V

KATEGORI ITIK
PROVINSI
NAMA KELOMPOK
PERINGKAT
Jawa Timur
Kelompok Karya Tani
I
Jawa Tengah
Kelompok Maju Jaya
II
Jawa Barat
Kelompok Mitra Gemilang
III
Kalimantan Selatan
Kelompok Sinar Jaya
IV
Lampung
Kelompok Makmur
V

KATEGORI INSEMINATOR
PROVINSI
NAMA INSEMINATOR
PERINGKAT
Jawa Barat
Enoh Kurniawan, A.Md
I
Sumatera Barat
Rakhmat Syah, S.Pt
II
Jawa Tengah
Sutrisno
III

KATEGORI DOKTER HEWAN PUSKESWAN
PROVINSI
NAMA DOKTER HEWAN
PERINGKAT
Sumatera Barat
Drh. Roki Martarika
I
Jawa Timur
Drh. Syaiful Ratmus
II
D.I.Yogyakarta
Drh. Nanik Triana
III

KATEGORI PARAMEDIK PUSKESWAN
PROVINSI
NAMA PARAMEDIK
PERINGKAT
Sumatera Barat
Roni Novrizal
I
Jawa Timur
Maryadi, S.Pt
II
Jambi
Martha Betty Sinaga, S.Pt
III

Selamat buat para Pemenang dan bagi peserta lainnya yang belum berhasil menjadi pemenang lomba, Kami ucapkan terima kasih atas keikutsertaannya dan kami mengapresiasi serta mengharapkan agar terus meningkatkan usahanya demi kesejahteraan peternak Indonesia”. Demikian ucapan yang disampaikan oleh Koordinator tim juri Ir. Wignyo Sadwoko, MM.

Sekian.

KISAH SUKSES SMD DARI DJOGJA


Pendiri CV. Mitra Amanah – Swalayan Qurban dan Aqiqah

Direktur Budidaya Ternak : “satu farm kambing, empat farm sapi dan empat outlet kambing tersebar di Sleman dan Bantul adalah salah satu hasil kerja keras, Mas Irawan salah satu contoh SMD yang sukses”


Adalah Irawan Eko Sulistyono, S.Pt lulusan dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, seorang SMD dari Kabupaten Sleman tepatnya di Kecamatan Turi. Lokasi tempat tinggalnya tidak seberapa jauh dari lereng gunung Merapi. Semangat dan tekadnya untuk suskes sangat kuat. Setidaknya jiwa enterprenuer sudah muncul sejak usia belia. Mas Irawan yang lebih akrab disapa sejak duduk di bangku kuliah sudah memiliki usaha dan itu ia kembangkan terutama setelah menjadi SMD Terpilih Tahun 2007 yang pada saat itu merupakan program rintisan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dalam upaya Pemberdayaan Masyarakat Melaui transfer ilmu pengetahuan dan teknologi  oleh Sarjana-sarjana Peternakan maupun para Dokter Hewan yang bergabung dalam Program SMD.

Sejak dibangku kuliah, mas Irawan telah merintis beberapa usaha salah satunya adalah beternak. Usahanya tersebut tambah berkembang sejak bergabung dengan program SMD. Perkembangannya sangat pesat dan saat ini telah mendirikan swalayan untuk hewan qurban dan aqiqah yang diberi nama “Mitra Amanah” yang telah berbadan hukum CV dan memiliki 5 (lima) outlet kambing tersebar di kabupaten Sleman dan Bantul yaitu di wilayah Maguwoharjo, Gedong Kuning, Wirosaban, Jalan Godean dan pusatnya berada di Jalan Kaliurang. Selain itu saat ini telah memiliki 4 (empat) kelompok binaan sapi potong yaitu berada di Kecamatan Turi, Kalasan, Piyungan dan Gamping. Dalam menjalankan usahanya, mas Irawan telah memiliki investor yaitu dari salah satu mantan Rektor UGM dan juga dari Bank Muammalat serta telah menjalin kerjasama dengan LAZIS, LSM, dan pihak swasta lainnya. Selama ini target penjualan selalu mendekati target bahkan ada yang melebihi target.

Omzet penjualan perbulan rata-rata mencapi 25 – 50 ekor. Pasarnya mas Irawan adalah Kota Jogja dan Kabupaten Bantul serta Sleman. Mas Irawan juga telah menjalin kerjasama dengan SMD-SMD lainnya seperti Dwi Agus dan Wahyu yang berasal dari Kabupaten Bantul.

Menurut mas Irawan yang sering dihadapi oleh SMD adalah bagaimana cara merubah pola pikir peternak dan memotivasi semangat para peternak. Untuk keterampilan dalam beternak, pada umumnya para peternak sudah memiliki namun hanya beberapa aspek teknologi budidaya yang memang harus ditransfer oleh SMD ke peternak seiring dengan perkembangan iptek saat ini.

Awalnya mas Irawan mengalami hambatan yang cukup berat yaitu ketidakpercayaan kelompok terhadap keberadaan SMD terkait dana yang dikucurkan. Kelompok saat itu masih beranggapan bahwa dana yang dikucurkan dari Pemerintah adalah milik kelompok dan SMD tidak berhak untuk ikut mengelola. Malah timbulnya kecurigaan bahwa SMD akan menguasai dana tersebut tanpa sepengetahuan kelompok. Kecurigaan ini memunculkan gap atau kesenjangan hubungan antara SMD dan Kelompok, namun dengan kesabaran dan keuletan mas Irawan untuk memberikan pemahaman yang pada akhirnya kelompok bisa memahami. Langkah untuk tidak mengambil profit sedikitpun dari kegiatan kelompok pernah ditempuh mas Irawan karena ingin membuktikan bahwa keberadaan SMD adalah murni untuk membantu kelompok. “Semua itu kembali ke niat” begitu ucapnya disertai senyum tulus dibibirnya tatkala mengakhiri cerita pengalaman sedihnya menghadapi semua cobaan.

Program SMD merupakan pemicu bagi keberhasilan peternak, untuk itu program ini sangat mendukung suksesnya pembangunan peternakan di Indonesia khususnya Pencapaian Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau Tahun 2012. 

Dalam usahanya, mas Irawan pernah mengalami kerugian diawal usahanya hingga 6 (enam) juta. Namun semangat pantang menyerah dan bermentalkan baja mas Irawan tetap berusaha dan sekarang sudah mampu menghasilkan profit hingga puluhan juta dalam sebulan. Mas Irawan tak pernah mengatakan dirinya sukses, tapi apa yang dialaminya sekarang membuat orang lain mengakui kesuksesannya.

Menjelang Hari Raya Idul Adha atau Hari raya Qurban tahun ini, pada umumnya para peternak sapi potong, kambing/domba mengalami panen keuntungan. Begitu pula dengan mas Irawan, begitu banyak permintaan akan hewan qurban sehingga menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu setiap tahun. Selain dapat menjual semua ternak yang siap dijual, juga mas Irawan dapat menikmati kenaikan harga yang terjadi. Target penjualan mas Irawan adalah 750 – 800 ekor yang terbagi di 5 (lima) outlet. Salah satu strategi agar penjualannya maksimal adalah selain memperkuat jaringan, Mas Irawan juga menghindari melakukan display ternak terlalu banyak di outlet karena menghindari penyusutan berat badan agar dihasilkan bobot badan yang maksimal saat penimbangan.

Mas Irawan juga menyiapkan jagal untuk para konsumennya sehingga bisa disembelih ditempat dan lansung dibagikan kepada yang berhak serta telah memiliki pelangan tetap. Selain Idul Adha, mas Irawan juga melayani Aqiqah sehari-harinya dengan omset 25 ekor per bulan rata2. Dengan 5(lima) outlet yang dimilikinya sekarang. Sudah memiliki RPH sendiri yang berlokasi di Godean awalnya menggunakan RPH UGM.

Pada saat tim redaksi bersama mas Irawan, tak jarang panggilan masuk ke handphonenya yang didengar dari percakapannya adalah bisnis. Jadi kami tak bisa memungkiri lagi bahwa aktivitas usaha mas Irawan sangat padat. Mungkin inilah SMD yang diharapkan. SMD yang mampu membangun usahanya sedemikian sukses tanpa sedikitpun gentar menghadapi hambatan yang menghadang.

Menurut mas Irawan ada sekitar 50% SMD yang berhasil di Jogja “Hampir seluruh SMD terjun ke arah breeding, dan sangat sedikit yang melakukan trading” tutur mas Irawan. Karena tidak semua terjun ke pasar. Mas Busron juga melakukan trading yang berlokasi di Bantul.

Mas Irawan mengajak kepada kita semua terutama yang telah menjadi SMD mari berusaha di bidang peternakan, karena bidang ini Insya Allah jika dilakukan dengan sungguh-sungguh akan mendatangkan hasil yang lumayan besar. “Ternak adalah makhluk hidup, semua yang bernyawa selalu berhubungan dengan Yang Maha Kuasa, oleh karena itu jika kita pelihara dengan sepenuh hati dan penuh keikhlasan dan sungguh-sungguh, maka Insya Allah rejeki itu datang tanpa kira-kira” ucap mas Irawan. Inilah yang menjadi pondasi keyakinan mas Irawan bergelut diusaha peternakan. Namun, selain bidang peternakan, jiwa enterprenuer mas Irawan juga telah menghasilkan beberapa usaha lainnya dan diantara telah berkembang pesat diantaranya adalah rumah makan, laundry, penyewaan sound system, kost dsb. Beberapa omset besar yang telah dimilikinya antara lain tanah, rumah dan mobil. Ketika ditanya berapa total omzet semua jika dirupiahkan, mas Irawan dengan malu-malu menjawab “terserah sampeyan mau nulis berapa” kata mas Irawan. Setelah kita bujuk agar menyebutkan angkanya, mas Irawan memberikan kisaran antara 1-2 Milyar rupiah. (Roy Malindo, S.Pt)



Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN



PKBL merupakan  Program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian lama BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan.

Sesuai Pasal 2 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. Wujud dari pelaksanaan Pasal 2 undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tersebut adalah dilaksanakannya PKBL oleh seluruh BUMN. Dari perspektif bisnis, PKBL juga merupakan wujud kepedulian sosial terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya, namun lebih mengarah kepada usaha penyiapan mitra usaha baru, bukan seperti Corporate Social Responsibility (CSR).
Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan yaitu program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi  tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

Kriteria usaha kecil yang bisa mendapatkan Program Kemitraan : memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 milyar; berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar;  berbentuk badan usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi; telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 tahun serta mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan.

Kami mengharapkan tanggapan, saran dan masukan atas tulisan ini.
Sekian dan Terima Kasih