Dalam rangka pengembangan database dan informasi pengembangan kawasan komoditas peternakan dan kesehatan hewan untuk penguatan sistem perencanaan program, kegiatan dan anggaran, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan melaksanakan Workshop Pengembangan Database Kawasan Komoditas Peternakan dan Keswan yang dilaksanakan pada tanggal 24-25 Januari 2014 yang bertemapt di Hotel Bumi Wiyata Depok.
Sebagai narasumber adalah administrator dari PUSDATIN (Pusat Data dan Informasi) Kementerian Pertanian yang mengenalkan software SIKP (Sistem Informasi Perencanaan Kawasan Pertanian) yang berbasis web. Dengan adanya database ini diharapkan Direktorat Jenderal Peternakan dan Keswan mampu mengetahui secara dini langkah-langkah apa saja yang dibutuhkan dalam rangka pengembangan kawasan peternakan agar lebih terencana, terukur dan terarah.
Blog Budidaya Ternak
PERTEMUAN KELEMBAGAAN PETERNAK TAHUN 2013
Dalam rangka memperkuat koordinasi dan membangun kemandirian lembaga peternak agar lebih berdaya
dan memiliki kinerja yang lebih optimal, Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan melaksanakan Pertemuan Kelembagaan Peternak.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada mulai pada tanggal 17-19 Desember 2013 bertempat di Hotel Galery Topas Bandung. Peserta yang hadir terdiri dari Sarjana Membangun Desa (SMD), Pimpinan LM3 dan Ketua Kelompok Berprestasi Tahun 2011-2012.
Adapun narasumber yang dihadirkan guna memberikan beberapa materi terkait penguatan kelembagaan dan peningkatan skala usaha melalui akses ke sumber-sumber pembiayaan diantaranya adalah Bank Indonesia, Bank mandiri, Bank BRI, Kementerian Koperasi dan UKM serta Lembaga Pelaksana Dana Bergulir (LPDB).
Para peserta cukup antusias menyimak paparan yang disampaikan oleh narasumber dan tidak sedikit yang bertanya silih berganti.
Harapannya kedepan kegiatan ini akan terus ditingkatkan dengan skala keikutsertaan yang luas. Berikut adalah beberapa rencana tindak lanjut dan masukan serta saran dari peserta kegiatan :
A. LM3 (Lembaga Mandiri Yang Mengakar di Masyarakat)
- Membangun komunikasi yang lebih intens antara LM3, SMD dan KLP
- Bersinergi antara asosiasi LM3 dengan Asosiasi SMD
- Perlunya dukungan dari lembaga – lembaga keuangan konvensional dan syariah
- Bekerjasama dalam melakukan pelatihan – pelatihan khususnya peternakan
- Mengadakan pertemuan kelembagaan peternakan secara periodik.
B. SMD (Sarjana Membangun Desa)
- Pembentukan koperasi primer masing-masing DPD SMD.
- Memfasilitasi kelompok dalam mengakses lembaga permodalan atau perbankan.
- Pelatihan komoditas peternakan dan laporan keuangan (pembukuan).
- Melakukan MoU dengan Perbankan dalam upaya membantu pendampingan bagi kelompok.
- Mendirikan outlet produk SMD dimasing-masing daerah.
- Membangun mini integrated farming.
- Ekspansi usaha di bidang pengolahan dengan membangun jejaring sesama SMD se Indonesia
- Ekspose kegiatan SMD melalui media yang bisa menjadi inspirasi dalam berwirausaha
- Pembentukan pasar tani SMD Indonesia on line via website.
- Pembentukan jejaring pasar untuk sapi potong.
- Menarik investor perorangan (PNS, BUMN, MPP dan Pensiunan)
- Membangun Bank Silase untuk daerah-daerah yang surplus pakan dan menjadi suplayer
- Follow up kerjasama dengan PT Berdikari.
- Pelatihan Keswan untuk SMD.
- Sebagai konsultan peternakan bagi peternak pemula atau pengusaha peternakan
C. Kelompok Tani Ternak
- Fasilitasi pemerintah kepada kelompok diharapkan secara kontinue.
- Program pengembangan kelompok dari segi permodalan yang diselenggarakan oleh perbankan
- Memperluas jaringan pemasaran dari produk yang dihasilkan.
- Diadakan pelatihan untuk pelaporan keuangan
- Pelatihan untuk menciptakan entrepenuer dari setiap kelompok
- Sinergitas antara kelompok tani, SMD, LM3 dan kelembagaan peternak yang lain.
Sekian. (Ry)
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada mulai pada tanggal 17-19 Desember 2013 bertempat di Hotel Galery Topas Bandung. Peserta yang hadir terdiri dari Sarjana Membangun Desa (SMD), Pimpinan LM3 dan Ketua Kelompok Berprestasi Tahun 2011-2012.
Adapun narasumber yang dihadirkan guna memberikan beberapa materi terkait penguatan kelembagaan dan peningkatan skala usaha melalui akses ke sumber-sumber pembiayaan diantaranya adalah Bank Indonesia, Bank mandiri, Bank BRI, Kementerian Koperasi dan UKM serta Lembaga Pelaksana Dana Bergulir (LPDB).
Para peserta cukup antusias menyimak paparan yang disampaikan oleh narasumber dan tidak sedikit yang bertanya silih berganti.
Harapannya kedepan kegiatan ini akan terus ditingkatkan dengan skala keikutsertaan yang luas. Berikut adalah beberapa rencana tindak lanjut dan masukan serta saran dari peserta kegiatan :
A. LM3 (Lembaga Mandiri Yang Mengakar di Masyarakat)
- Membangun komunikasi yang lebih intens antara LM3, SMD dan KLP
- Bersinergi antara asosiasi LM3 dengan Asosiasi SMD
- Perlunya dukungan dari lembaga – lembaga keuangan konvensional dan syariah
- Bekerjasama dalam melakukan pelatihan – pelatihan khususnya peternakan
- Mengadakan pertemuan kelembagaan peternakan secara periodik.
B. SMD (Sarjana Membangun Desa)
- Pembentukan koperasi primer masing-masing DPD SMD.
- Memfasilitasi kelompok dalam mengakses lembaga permodalan atau perbankan.
- Pelatihan komoditas peternakan dan laporan keuangan (pembukuan).
- Melakukan MoU dengan Perbankan dalam upaya membantu pendampingan bagi kelompok.
- Mendirikan outlet produk SMD dimasing-masing daerah.
- Membangun mini integrated farming.
- Ekspansi usaha di bidang pengolahan dengan membangun jejaring sesama SMD se Indonesia
- Ekspose kegiatan SMD melalui media yang bisa menjadi inspirasi dalam berwirausaha
- Pembentukan pasar tani SMD Indonesia on line via website.
- Pembentukan jejaring pasar untuk sapi potong.
- Menarik investor perorangan (PNS, BUMN, MPP dan Pensiunan)
- Membangun Bank Silase untuk daerah-daerah yang surplus pakan dan menjadi suplayer
- Follow up kerjasama dengan PT Berdikari.
- Pelatihan Keswan untuk SMD.
- Sebagai konsultan peternakan bagi peternak pemula atau pengusaha peternakan
C. Kelompok Tani Ternak
- Fasilitasi pemerintah kepada kelompok diharapkan secara kontinue.
- Program pengembangan kelompok dari segi permodalan yang diselenggarakan oleh perbankan
- Memperluas jaringan pemasaran dari produk yang dihasilkan.
- Diadakan pelatihan untuk pelaporan keuangan
- Pelatihan untuk menciptakan entrepenuer dari setiap kelompok
- Sinergitas antara kelompok tani, SMD, LM3 dan kelembagaan peternak yang lain.
Sekian. (Ry)
LOMBA KELOMPOK PETERNAK DAN PETUGAS TEKNIS BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2013
Lomba kelompok peternak dan petugas teknis berprestasi
dilaksanakan setiap tahun oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan untuk mengetahui sejauh mana penerapan sistem dan usaha peternakan yang dilaksanakan oleh para
peternak yang terbentuk dalam kelompok peternak di seluruh Indonesia.
Upaya Pembinaan dan pendampingan secara kontinyu telah
diberikan kepada kelompok peternak tersebut untuk meningkatkan produksi dan
produktifitas ternak yang dikelola oleh kelompok. Ribuan kelompok ternak telah terbentuk dan
tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan kinerja yang sangat bervariasi. Kelompok yang terbentuk berdasarkan kebutuhan
yang sama dan dimulai dari peternak sendiri merupakan kelompok yang berakar
kuat dan setiap anggotanya mempunyai rasa soliditas yang tinggi, kelompok
seperti ini merupakan kelompok yang diharapkan berkembang di masyarakat. Kelembagaan kelompok yang demikian diharapkan
dapat terbangun dengan baik, sehingga peran pemerintah sebagai fasilitator
hanya sebatas mempercepat perkembangan (speed up) ke arah yang lebih
besar dan profesional. Peningkatan
kualitas kelompok merupakan tantangan yang perlu diantisipasi untuk mewujudkan
sistem agribisnis yang efisien, lebih produktif dan berkelanjutan. Kelompok yang baik akan menjadi rujukan dan
tempat belajar bagi kelompok lain yang belum/kurang berkembang.
Untuk menjaring kelompok ternak sapi potong, kambing,
ayam lokal dan itik yang baik yang akan terus dibina dan didampingi untuk dapat
meningkatkan motivasi dan kinerjanya dalam memproduksi produk ternak yang baik,
maka Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan secara rutin
melaksanakan lomba kelompok sebagai evaluasi pengembangan agribisnis
peternakan. Dengan adanya hasil lomba
yang juga merupakan kebanggaan bagi para peternak, diharapkan dapat memicu,
memotivasi dan meningkatkan peran serta mereka dalam pengembangan peternakan. Selanjutnya untuk
meningkatkan kinerja para petugas teknis dalam membimbing kelompoktani ternak
dan meningkatkan pelayanan kesehatan hewan, maka diberikan penghargaan kepada
petugas teknis yang berprestasi.
Pada Tahun 2013 ini, tercatat sebanyak 17 Provinsi yang
mengirimkan pesertanya untuk bersaing memperebutkan beberapa penghargaan di 4
(empat) kategori kelompok peternak yaitu kelompok peternak sapi potong,
kambing/domba, ayam dan itik serta 3 kategori petugas teknis yaitu Inseminator,
Dokter Hewan Puskeswan dan Paramedik Puskeswan.
Penghargaan yang disediakan tahun ini adalah 5 (lima) penghargaan
untuk masing-masing kategori kelompok peternak dan 3 (tiga) penghargaan untuk
masing-masing kategori petugas teknis, sehingga total ada 29 (dua puluh
sembilan) penghargaan yang disediakan.
Tim juri yang menilai peserta lomba tahun ini dipimpin
oleh Ir. Wignyo Sadwoko, MM sebagai koordinator dimana tim juri yang dibentuk terdiri
dari unsur Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian
Pertanian, Perguruan Tinggi (IPB) dan Asosiasi Peternak (HIMPULI, PPSKI, PDHI).
Hasil dari penilaian oleh tim juri terhadap dokumen profil yang dikirimkan dan verifikasi
lapang, telah dihasilkan pemenang lomba yang ditetapkan melalui Keputusan
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nomor
1184/Kpts/TU.210/F/10/2013 Tanggal 21 Oktober 2013.
Berikut adalah daftar nama pemenang lomba Kelompok
Peternak dan Petugas Teknis Berprestasi Tahun 2013 :
KATEGORI
SAPI POTONG
|
||
PROVINSI
|
NAMA KELOMPOK
|
PERINGKAT
|
Jawa
Timur
|
Kelompok
Pancong Jaya
|
I
|
Jawa
Tengah
|
Kelompok
Bangun Rejo
|
II
|
Sulawesi
Selatan
|
Kelompok
Waji Ternak
|
III
|
D.I.Yogyakarta
|
Kelompok
Ngudi Makmur
|
IV
|
Bali
|
Kelompok
Arta Sedana
|
V
|
KATEGORI
KAMBING
|
||
PROVINSI
|
NAMA KELOMPOK
|
PERINGKAT
|
Jawa
Tengah
|
Kelompok Mandiri
|
I
|
Jawa
Barat
|
Kelompok
Mekar Harapan
|
II
|
D.I.Yogyakarta
|
Kelompok
Ngudi Lestari
|
III
|
Lampung
|
Kelompok
Saburai
|
IV
|
Jawa
Timur
|
Kelompok
Tani Dono Asih
|
V
|
KATEGORI
AYAM
|
||
PROVINSI
|
NAMA
KELOMPOK
|
PERINGKAT
|
Jawa
Tengah
|
Kelompok
Bina Ternak
|
I
|
Sulawesi
Selatan
|
Kelompok
Buras Nusantara
|
II
|
Jawa
Timur
|
Kelompok
Upakarti
|
III
|
Jawa
Barat
|
Kelompok
Medal Saluyu
|
IV
|
Kalimantan
Timur
|
Kelompok
Bina Mandiri
|
V
|
KATEGORI
ITIK
|
||
PROVINSI
|
NAMA
KELOMPOK
|
PERINGKAT
|
Jawa
Timur
|
Kelompok
Karya Tani
|
I
|
Jawa
Tengah
|
Kelompok
Maju Jaya
|
II
|
Jawa
Barat
|
Kelompok
Mitra Gemilang
|
III
|
Kalimantan
Selatan
|
Kelompok
Sinar Jaya
|
IV
|
Lampung
|
Kelompok
Makmur
|
V
|
KATEGORI
INSEMINATOR
|
||
PROVINSI
|
NAMA INSEMINATOR
|
PERINGKAT
|
Jawa
Barat
|
Enoh
Kurniawan, A.Md
|
I
|
Sumatera
Barat
|
Rakhmat
Syah, S.Pt
|
II
|
Jawa
Tengah
|
Sutrisno
|
III
|
KATEGORI
DOKTER HEWAN PUSKESWAN
|
||
PROVINSI
|
NAMA DOKTER HEWAN
|
PERINGKAT
|
Sumatera
Barat
|
Drh. Roki Martarika
|
I
|
Jawa
Timur
|
Drh. Syaiful Ratmus
|
II
|
D.I.Yogyakarta
|
Drh. Nanik Triana
|
III
|
KATEGORI
PARAMEDIK PUSKESWAN
|
||
PROVINSI
|
NAMA PARAMEDIK
|
PERINGKAT
|
Sumatera
Barat
|
Roni Novrizal
|
I
|
Jawa
Timur
|
Maryadi, S.Pt
|
II
|
Jambi
|
Martha Betty Sinaga,
S.Pt
|
III
|
“Selamat buat para
Pemenang dan bagi peserta lainnya yang belum berhasil menjadi pemenang lomba,
Kami ucapkan terima kasih atas keikutsertaannya dan kami mengapresiasi serta
mengharapkan agar terus meningkatkan usahanya demi kesejahteraan peternak
Indonesia”. Demikian ucapan yang disampaikan oleh Koordinator tim juri Ir.
Wignyo Sadwoko, MM.
KISAH SUKSES SMD DARI DJOGJA
Pendiri CV. Mitra Amanah – Swalayan
Qurban dan Aqiqah
Direktur Budidaya
Ternak : “satu farm kambing, empat farm sapi dan empat outlet kambing tersebar
di Sleman dan Bantul adalah salah satu hasil kerja keras, Mas Irawan salah satu
contoh SMD yang sukses”
Adalah Irawan Eko
Sulistyono, S.Pt lulusan dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, seorang
SMD dari Kabupaten Sleman tepatnya di Kecamatan Turi. Lokasi tempat tinggalnya
tidak seberapa jauh dari lereng gunung Merapi. Semangat dan tekadnya untuk
suskes sangat kuat. Setidaknya jiwa enterprenuer sudah muncul sejak usia belia.
Mas Irawan yang lebih akrab disapa sejak duduk di bangku kuliah sudah memiliki
usaha dan itu ia kembangkan terutama setelah menjadi SMD Terpilih Tahun 2007
yang pada saat itu merupakan program rintisan oleh Direktorat Jenderal
Peternakan dalam upaya Pemberdayaan Masyarakat Melaui transfer ilmu pengetahuan
dan teknologi oleh Sarjana-sarjana
Peternakan maupun para Dokter Hewan yang bergabung dalam Program SMD.
Sejak dibangku kuliah, mas Irawan
telah merintis beberapa usaha salah satunya adalah beternak. Usahanya tersebut
tambah berkembang sejak bergabung dengan program SMD. Perkembangannya sangat
pesat dan saat ini telah mendirikan swalayan untuk hewan qurban dan aqiqah yang
diberi nama “Mitra Amanah” yang telah berbadan hukum CV dan memiliki 5 (lima)
outlet kambing tersebar di kabupaten Sleman dan Bantul yaitu di wilayah
Maguwoharjo, Gedong Kuning, Wirosaban, Jalan Godean dan pusatnya berada di
Jalan Kaliurang. Selain itu saat ini telah memiliki 4 (empat) kelompok binaan
sapi potong yaitu berada di Kecamatan Turi, Kalasan, Piyungan dan Gamping.
Dalam menjalankan usahanya, mas Irawan telah memiliki investor yaitu dari salah
satu mantan Rektor UGM dan juga dari Bank Muammalat serta telah menjalin
kerjasama dengan LAZIS, LSM, dan pihak swasta lainnya. Selama ini target
penjualan selalu mendekati target bahkan ada yang melebihi target.
Omzet penjualan perbulan
rata-rata mencapi 25 – 50 ekor. Pasarnya mas Irawan adalah Kota Jogja dan
Kabupaten Bantul serta Sleman. Mas Irawan juga telah menjalin kerjasama dengan
SMD-SMD lainnya seperti Dwi Agus dan Wahyu yang berasal dari Kabupaten Bantul.
Menurut mas Irawan yang sering
dihadapi oleh SMD adalah bagaimana cara merubah pola pikir peternak dan
memotivasi semangat para peternak. Untuk keterampilan dalam beternak, pada
umumnya para peternak sudah memiliki namun hanya beberapa aspek teknologi budidaya
yang memang harus ditransfer oleh SMD ke peternak seiring dengan perkembangan
iptek saat ini.
Awalnya mas Irawan mengalami
hambatan yang cukup berat yaitu ketidakpercayaan kelompok terhadap keberadaan
SMD terkait dana yang dikucurkan. Kelompok saat itu masih beranggapan bahwa
dana yang dikucurkan dari Pemerintah adalah milik kelompok dan SMD tidak berhak
untuk ikut mengelola. Malah timbulnya kecurigaan bahwa SMD akan menguasai dana
tersebut tanpa sepengetahuan kelompok. Kecurigaan ini memunculkan gap atau
kesenjangan hubungan antara SMD dan Kelompok, namun dengan kesabaran dan
keuletan mas Irawan untuk memberikan pemahaman yang pada akhirnya kelompok bisa
memahami. Langkah untuk tidak mengambil profit sedikitpun dari kegiatan
kelompok pernah ditempuh mas Irawan karena ingin membuktikan bahwa keberadaan
SMD adalah murni untuk membantu kelompok. “Semua itu kembali ke niat” begitu
ucapnya disertai senyum tulus dibibirnya tatkala mengakhiri cerita pengalaman
sedihnya menghadapi semua cobaan.
Program SMD merupakan pemicu bagi
keberhasilan peternak, untuk itu program ini sangat mendukung suksesnya
pembangunan peternakan di Indonesia khususnya Pencapaian Program Swasembada
Daging Sapi/Kerbau Tahun 2012.
Dalam usahanya, mas Irawan pernah
mengalami kerugian diawal usahanya hingga 6 (enam) juta. Namun semangat pantang
menyerah dan bermentalkan baja mas Irawan tetap berusaha dan sekarang sudah
mampu menghasilkan profit hingga puluhan juta dalam sebulan. Mas Irawan tak
pernah mengatakan dirinya sukses, tapi apa yang dialaminya sekarang membuat
orang lain mengakui kesuksesannya.
Menjelang Hari Raya Idul Adha
atau Hari raya Qurban tahun ini, pada umumnya para peternak sapi potong,
kambing/domba mengalami panen keuntungan. Begitu pula dengan mas Irawan, begitu
banyak permintaan akan hewan qurban sehingga menjadi momen yang sangat
ditunggu-tunggu setiap tahun. Selain dapat menjual semua ternak yang siap
dijual, juga mas Irawan dapat menikmati kenaikan harga yang terjadi. Target
penjualan mas Irawan adalah 750 – 800 ekor yang terbagi di 5 (lima) outlet.
Salah satu strategi agar penjualannya maksimal adalah selain memperkuat
jaringan, Mas Irawan juga menghindari melakukan display ternak terlalu banyak
di outlet karena menghindari penyusutan berat badan agar dihasilkan bobot badan
yang maksimal saat penimbangan.
Mas Irawan juga menyiapkan jagal untuk
para konsumennya sehingga bisa disembelih ditempat dan lansung dibagikan kepada
yang berhak serta telah memiliki pelangan tetap. Selain Idul Adha, mas Irawan
juga melayani Aqiqah sehari-harinya dengan omset 25 ekor per bulan rata2.
Dengan 5(lima) outlet yang dimilikinya sekarang. Sudah memiliki RPH sendiri
yang berlokasi di Godean awalnya menggunakan RPH UGM.
Pada saat tim redaksi bersama mas
Irawan, tak jarang panggilan masuk ke handphonenya yang didengar dari
percakapannya adalah bisnis. Jadi kami tak bisa memungkiri lagi bahwa aktivitas
usaha mas Irawan sangat padat. Mungkin inilah SMD yang diharapkan. SMD yang
mampu membangun usahanya sedemikian sukses tanpa sedikitpun gentar menghadapi
hambatan yang menghadang.
Menurut mas Irawan ada sekitar
50% SMD yang berhasil di Jogja “Hampir seluruh SMD terjun ke arah breeding, dan
sangat sedikit yang melakukan trading” tutur mas Irawan. Karena tidak semua
terjun ke pasar. Mas Busron juga melakukan trading yang berlokasi di Bantul.
Mas Irawan mengajak kepada kita
semua terutama yang telah menjadi SMD mari berusaha di bidang peternakan,
karena bidang ini Insya Allah jika dilakukan dengan sungguh-sungguh akan
mendatangkan hasil yang lumayan besar. “Ternak adalah makhluk hidup, semua yang
bernyawa selalu berhubungan dengan Yang Maha Kuasa, oleh karena itu jika kita
pelihara dengan sepenuh hati dan penuh keikhlasan dan sungguh-sungguh, maka
Insya Allah rejeki itu datang tanpa kira-kira” ucap mas Irawan. Inilah yang
menjadi pondasi keyakinan mas Irawan bergelut diusaha peternakan. Namun, selain
bidang peternakan, jiwa enterprenuer mas Irawan juga telah menghasilkan
beberapa usaha lainnya dan diantara telah berkembang pesat diantaranya adalah
rumah makan, laundry, penyewaan sound system, kost dsb. Beberapa omset besar
yang telah dimilikinya antara lain tanah, rumah dan mobil. Ketika ditanya
berapa total omzet semua jika dirupiahkan, mas Irawan dengan malu-malu menjawab
“terserah sampeyan mau nulis berapa” kata mas Irawan. Setelah kita bujuk agar
menyebutkan angkanya, mas Irawan memberikan kisaran antara 1-2 Milyar rupiah. (Roy Malindo, S.Pt)
Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN
PKBL merupakan Program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian lama BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan.
Sesuai Pasal 2 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara, salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah turut aktif
memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah,
koperasi, dan masyarakat. Wujud dari pelaksanaan Pasal 2 undang-undang Nomor 19
Tahun 2003 tersebut adalah dilaksanakannya PKBL oleh seluruh BUMN. Dari
perspektif bisnis, PKBL juga merupakan wujud kepedulian sosial terhadap
masyarakat dan lingkungan sekitarnya, namun lebih mengarah kepada usaha
penyiapan mitra usaha baru, bukan seperti Corporate Social Responsibility (CSR).
Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil, yang selanjutnya disebut Program
Kemitraan yaitu program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar
menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba
BUMN.
Kriteria usaha kecil yang bisa mendapatkan Program Kemitraan : memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 milyar;
berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi langsung maupun tidak langsung dengan
usaha menengah atau besar; berbentuk badan usaha orang perseorangan,
badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum,
termasuk koperasi; telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 tahun serta
mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan.
Kami mengharapkan tanggapan, saran dan masukan atas tulisan ini.
Sekian dan Terima Kasih
Langganan:
Postingan (Atom)